PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau WIKA Gedung telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham luar Biasa (RUPSLB). RUPSLB memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat Yulianto selaku Komisaris dan mengangkat Ance Selian sebagai Komisaris Independen WIKA Gedung.
Sebelum rapat dimulai, WIKA Gedung terlebih dahulu melaksanakan Prosedur Pencegahan Covid-19 yang mengacu pada Maklumat Kapolri Nomor Mak/2/lll/2020, dengan cara pengukuran suhu tubuh, pemberian hand sanitizer, pembagian masker untuk setiap peserta dan pemberlakuan social distancing melalui pengaturan jarak untuk tempat duduk dengan kapasitas ruangan maksimal 50%. Selain itu, para peserta dan panitia RUPSLB telah melakukan Rapid Antigen dan hasilnya negatif serta mengisi form kesehatan sebelum memasuki ruangan rapat. Hal ini dilakukan untuk menciptakan rapat yang kondusif, aman dan sehat.
Agenda RUPSLB kali ini adalah Perubahan Anggaran Dasar Perseroan serta Perubahan Pengurus Perseroan. Mengenai perubahan pengurus perseroan, susunan Dewan Komisaris WIKA Gedung menjadi Komisaris Utama yakni Sugeng Rochadi, Komisaris Ahmad Fadli Kartajaya dan Komisaris Bambang Pramudjo. “Sedangkan Komisaris Independen masih dipegang oleh Joseph Prajogo dan Komisaris Independen baru yakni Ance Selian.
Kinerja 2020 Hingga Desember 2020, Capaian kontrak baru Wika Gedung mencapai Rp 3,04 triliun atau 88,2% dari target revisi kontrak baru tahun 2020 sebesar Rp 3,4 triliun. Dari perolehan tersebut realisasi Kontrak Dihadapi (Order Book) hingga akhir tahun lalu menjadi Rp14,5 triliun atau telah mencapai 99,3% dari target revisi Order Book tahun lalu Rp 14,6 triliun. “Pandemi Covid 19, menyebabkan perlambatan di hampir seluruh sektor usaha di Indonesia, termasuk di bisnis konstruksi gedung yang berimbas pada penurunan dan mundurnya tender-tender di tahun 2020,” jelas Nariman.
Capaian kontrak baru yang telah diperoleh tersebut antara lain: Stasiun Integrasi LRT, Stasiun Kereta Cepat Karawang, PLBN Jagoi Babang, PLBN Long Midang, PLBN Napan, Penataan Kawasan Parapat Simalungun, RS Pendidikan UIN Alauddin Makasar, Nasdem Tower Jakarta, Gedung Bank Indonesia Palangkaraya, Gedung Mandiri Denpasar, RS Pertamina Simprug Corona, RS Antam Medika, The Park Mall Kendari (PSA), RSPJ Darurat Corona PT Pertamedika DKI Jakarta, RS Airlangga Surabaya Corona, RS Corona Lamongan, RSCM Darurat Corona RSCM DKI Jakarta dan Interior Gedung BUMN. Komposisi perolehan kontrak baru tersebut terdiri dari proyek; pemerintah 41%, BUMN 42% dan swasta 17% dengan tipe proyek; office 27%, public facilities 52%, commercial 19% dan residential 2%.