Kiprah Bisnis Modular yang dipelopori oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) kini sudah berjalan selama 2 tahun sejak 2018. Untuk itu, WEGE berbagi wawasan mengenai teknologi konstruksi modular dengan menggelar acara diskusi.
Acara yang bertemakan “Let's Talk Modular” ini, dikemas apik namun tetap santai sehingga berhasil menjadi wadah diskusi mengenai teknologi konstruksi modular baik dari sisi bisnis maupun teknis. Diskusi bersama para calon pengguna produk modular dan konsultan perencana yang digelar di Keraton at The Plaza ini diharapkan dapat membuka wawasan lebih mengenai teknologi konstruksi modular atau offsite construction.
Acara yang dikemas dalam 2 sesi ini dihadiri oleh narasumber yang kompeten dibidangnya. Pada sesi pertama diisi oleh Direktur Pengembangan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), Nur Al Fata dan CEO Bobobox, Indra Gunawan dengan bahasan teknologi konstruksi modular terkait bisnis properti. Lalu sesi ke dua, yaitu diskusi teknis dari sisi struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikal yang dibawakan oleh Hari Nugraha Nurjaman, Ketua Umum Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI), Riri Yakub dari Atelier Riri Architect, dan Soekartono Sowearno dari Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Mekanikal Elektrikal.
Menurut Tom Hardirman (Modular Building Institute 2017), offsite construction adalah seluruh komponen konstruksi yang dirangkai di luar lokasi proyek dan dikombinasikan menjadi kesatuan volumetrik bangunan. Diyakini teknologi konstruksi modular memiliki keunggulan dalam hal efisiensi waktu pekerjaan, ramah lingkungan dan kualitas. Oleh karena itu WEGE optimis, teknologi modular mendatangkan manfaat lebih besar baik secara finansial maupun kualitas ketimbang teknologi konvensional.
Menurut Nur Al Fata, metode Modular/Offsite Construction merupakan solusi konstruksi masa depan. “Dengan segala keunggulannya, metode ini memberi dampak positif terhadap perkembangan bisnis properti”, terang Nur.