PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WIKA Gedung) secara resmi memulai proyek pembangunan Basilika Santo Fransiskus Xaverius di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Proyek monumental ini mencakup pembangunan Basilika pertama di Indonesia, Gereja, dan Plaza Kerukunan, menjadikan kawasan tersebut sebagai simbol toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Kontrak proyek senilai Rp 651 miliar ini ditandatangani oleh Direktur Operasi II WIKA Gedung, Dwi Purnomo, dalam acara yang berlangsung di Balikpapan, Jumat (20/12). Dalam sambutannya, Dwi Purnomo menyatakan kebanggaannya atas kepercayaan yang diberikan kepada WIKA Gedung.
“Kami merasa terhormat diberi kepercayaan untuk melaksanakan pembangunan Basilika Santo Fransiskus Xaverius dan Gereja beserta fasilitas pendukung lainnya. Proyek ini memiliki makna spiritual yang mendalam serta menjadi simbol kebanggaan bangsa. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini dengan kualitas terbaik dan tepat waktu, sejalan dengan visi pembangunan IKN sebagai pusat peradaban baru Indonesia,” ujar Dwi Purnomo.
Proyek ini mencakup pembangunan Basilika Santo Fransiskus Xaverius seluas 11.998 meter persegi, Gereja dengan luas 8.659 meter persegi, dan Plaza Kerukunan seluas 6.451 meter persegi. Kawasan ini akan menjadi bagian dari Kawasan Peribadatan IKN, yang juga mencakup Masjid Negara, Vihara, Pura, dan Klenteng, memperkuat posisi IKN sebagai pusat toleransi dan keberagaman.
Selain bangunan utama, WIKA Gedung KSO juga bertanggung jawab membangun fasilitas pendukung, termasuk Wisma Uskup, Rumah Koster, Rumah Pendeta, Micro Library, dan Gedung Parkir. Seluruh fasilitas ini dirancang untuk mendukung kebutuhan spiritual, sosial, dan edukasi umat Katolik dan Kristen, serta mendukung fungsi kawasan sebagai destinasi wisata religi yang modern dan inklusif.
Arsitektur Basilika Santo Fransiskus Xaverius dirancang untuk mencerminkan keberagaman budaya Nusantara dan sejarah Katolik di Indonesia. Motif kaca patri terinspirasi dari buah pala, melambangkan misi Santo Fransiskus Xaverius di Maluku, sementara ornamen arsitektur mengadopsi tenun khas daerah yang dipadukan dengan gaya modern.
WIKA Gedung akan mengimplementasikan teknologi Building Information Modelling (BIM) untuk memastikan efisiensi dan kualitas dalam pembangunan. Proyek ini juga mengutamakan keberlanjutan lingkungan, sesuai dengan konsep Forest City yang menjadi landasan pembangunan di IKN. Standar keselamatan kerja juga menjadi prioritas utama selama pelaksanaan proyek.
Proyek ini ditargetkan selesai pada Maret 2025 dan diharapkan menjadi pusat kegiatan Gereja Katolik di Indonesia. Basilika Santo Fransiskus Xaverius juga berpotensi menjadi salah satu destinasi utama bagi wisatawan religi dari seluruh dunia, sekaligus menjadi tempat bersejarah yang mungkin akan dikunjungi oleh Paus Fransiskus di masa depan.
Dengan keberadaan Basilika ini, WIKA Gedung turut memperkuat komitmennya dalam menciptakan ruang inovatif dan berkelanjutan, sejalan dengan visinya untuk menjadi mitra terpercaya dalam pembangunan infrastruktur nasional.