PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk, (WIKA Gedung), melaksanakan Due Diligince Meeting & Public Expose penawaran saham perdana (Initial Public Offering / IPO). Perseroan akan menawarkan sebanyak 4,467 juta saham atau setara dengan 40 persen dari total modal disetor setelah IPO. Harga penawarannya berada di kisaran Rp290 hingga Rp456 per saham.
Laksono W Widodo, Managing Director Mandiri Sekuritas sebagai underwriter WIKA Gedung, mengatakan IPO perusahaan akan dilakukan pada momentum yang tepat. Ini karena anak perusahaan perusahaan konstruksi milik negara Wijaya Karya (WIKA) berada dalam pertumbuhan bisnis yang sangat kuat di tengah industri konstruksi dan infrastruktur yang menjadi perhatian utama pemerintah. Dengan track record yang panjang dan investasi di industri konstruksi nasional, keputusan WIKA Gedung untuk go public akan sangat positif untuk memperkuat daya saing perusahaan di masa depan.
"Dengan dukungan fundamental dan prospek bisnis yang kuat, saham WIKA Gedung diharapkan bisa menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor pasar modal," katanya dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (26/10). Direktur Utama WIKA Gedung, Nariman Prasetyo mengatakan, keputusan perusahaan untuk menawarkan saham kepada masyarakat telah menjadi kajian yang panjang dan pertimbangan cermat.Langkah ini dianggap sebagai pilihan terbaik dan strategis bagi perusahaan dalam rangka terus memperkuat pertumbuhan bisnisnya dalam jangka panjang. Perseroan akan mengalokasikan 70 persen dana hasil IPO untuk Investasi dan konsesi, dan sisanya 30 persen untuk modal kerja.
"Ini WIKA Gedung IPO mampu mempercepat percepatan bisnis, baik pembangunan gedung bertingkat maupun investasi pembangunan terencana sehingga bisa memberi lebih banyak manfaat kepada pemangku kepentingan," katanya. Perusahaan telah menunjuk empat penjamin emisi bersama, Mandiri Sekuritas (koordinator), Bahana Sekuritas, CIMB Sekuritas Indonesia, dan Buana Capital Sekuritas. Periode pembangunan buku berlangsung dari hari ini dan berakhir pada tanggal 7 November 2017. Sementara itu, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan akan dipublikasikan pada 20 November 2017. Sehingga penawaran umum akan dilaksanakan pada 22-24 November 2017.